Senin, 06 Juni 2016

Workshop Boneka Flanel si Cantik

Alhamdulillah, akhirnya saya punya kesempatan berbagi ilmu membuat boneka flanel Si Cantik. Tepat di hari ulang tahun ke-44, saya mengumpulkan teman-teman komunitas Kendal Crafter di Kolam Renang Tirto Arum. Saya buat tutorial boneka yang paling dasar dan paling mudah. Tutorial lengkap bisa dilihat di postingan ini.

Ini foto-foto suasana saat workshop:

Tapi ternyata nggak seperti yang saya rencanakan. Sampai jam 13.00 tak ada satu pun peserta workshop yang bisa menyelesaikan tugasnya. Kebanyakan ngobrol dan foto-foto sih. hehehe.. Padahal karena pematerinya masih abal-abal * siapa ya? Pura-pura tengok kiri kanan.

Maka, sebagai guru yang baik, saya pun meminta teman-teman menyelesaikan tugasnya di rumah. Tapi sampai batas akhir pengumpulan tugas, nggak semua bisa menyelesaikannya. Ada aja alasannya. Arrggghhh....* mulai keluar tanduk juga nih. Ya sudah lah, saya tunggu sampai batas waktu tak terhingga deh.



Ini dia hasil karya teman-teman Kendal Crafter yang mau mengirimkan gambar boneka yang sudah diselesaikan di rumah :


Belajar Mengolah Limbah Perca

Kedatangan saya dan dua teman ke Dinas Koperasi dan UMKM Kendal serasa sambil menyelam minum kopi dan makan pisang goreng. Niat kami mencari info tentang bantuan Dinas untuk para crafter, malah mendapat peluang lain. Saat itu Dinas sedang mencari 2 orang untuk diberangkatkan ke Balatkop Provinsi Jawa Tengah untuk mengikuti pelatihan mengolah limbah perca.

Sudah satu kandidat didapat yaitu Pak Djumadi, pensiunan PNS yang aktif di kegiatan masyarakat. Tiba-tiba pegawai Dinas Koperasi menawarkan pada kami bertiga. Nah, berhubung peraturannya nginep selama 6 hari dan nggak boleh bawa anak, otomatis saya yang memenuhi syarat. Asal tahu saja, dua teman saya datang ke Dinas sambil gendong anak, hehehe...Langsung saja saya iyakan, kapan lagi bisa belajar gratis kayak gini. Selain nambah ilmu tentu nambah teman dan jaringan.

Akhirnya pas tanggal 1 Desember 2014 pagi, saya sudah berada di Balatkop, Srondol, Semarang, mengikuti upacara pembukaan. Saat itu ada 6 kelas yang dibuka dan masing-masing kelas berisi 20-30 orang. Duduk di seberang saya, kelas boga yang ternyata berasal dari satu desa yaitu Desa Candiroto. Weis, keren, satu kelas isinya orang Kendal semua.

Usai upacara pembukaan, kami kelas limbah, tetap di ruangan, karena memang di sinilah tempat kami belajar. Tak lama kemudian sekitar 10 mesin jahit dimasukkan ruangan. Mengingat keterbatasan waktu dan banyaknya materi, maka kelas kami yang berjumlah 21 orang dibagi menjadi 4 kelompok.

Tak menunggu lama kelas langsung dimulai. Hari pertama itu kami diberi tugas membuat sarung bantal patchwork sederhana. Kami berbagi tugas, ada yang motong kain, menjahit, dan finishing. Sementara tugas kedua sudah menanti membuat bantal peluk bentuk kambing. Saking banyaknya tugas, tak ada satu pun yang terlihat nganggur. Masing-masing sibuk dengan tugas yang dibagikan ketua kelompok.

Sejak Senin sampai Jumat, ini dia tugas yang diberikan pada kami:
1. Sarung bantal patchwork sederhana
2. Bantal peluk kambing
3. Bantal peluk burung hantu
4. Boneka rag doll
5. Bantal peluk ikan
6. Keranjang pakaian rotan
7. Tempat tisu rotan
8. Sarung galon air
9. Tudung saji
10. Tas patchwork
Jadi tiap hari ada 2 tugas yang harus dikerjakan. Selain itu kami diminta membuat bros perca sesuka hati. Nggak harus sama dengan yang di modul.

Dan di hari Jumat semua kelas memamerkan hasil kerjanya selama mengikuti pelatihan. Yang kelas boga bikin bazar makanan, hmm...enak-enak semua. Kelas tata rias, praktek pengantin muslimah, hihihi...semua tampak kayak foto model. Sementara kami, memamerkan hasil karya kami yang ditata  satu meja per kelompok. Oh ya yang kelas manajemen koperasi sudah “jalan-jalan” di sebuah koperasi di Demak.

Sebelum menutup kelas Ibu Ade, instruktur kami, memberi penilaian hasil karya kami. Untuk bantal patchwork, tak ada satu pun yang berhasil. Sambungannya nggak pas. Habis kain yang disediakan waktu itu bukan katun tapi yang kerut-kerut kayak jeruk purut gitu. Susah banget ngepasinnya* hehehe...ngeles. Kalo yang lain sudah bagus. Alhamdulillah...

Sayang, di hari Jumat itu kondisi saya drop akibat flu berat. Banyak orang flu di sekitar saya, ditambah kondisi yang kecapekan, jadi ya gampang sekali tertularnya. Akhirnya malam itu saya minta suami untuk menjemput di Balatkop. Itu artinya saya nggak ikut upacara penutupan di hari Sabtu. Untung teman-teman baik semua, banyak yang sms mendoakan biar cepet sembuh. Dan...ada yang nganterin uang saku ke rumah, hehehe...Makasih semuanya.


Yang pasti saya bersyukur bisa mengikuti pelatihan di Balatkop. Selain tambah ilmu dan teman, juga menambah jaringan. Ini penting bagi UKM yang baru saya rintis. Ada satu pertanyaan dari teman saya yang masih terekam di kepala. Kalo cuma diberi ilmu membuat kreasi perca tapi nggak tahu pemasarannya, gimana dong?  Ah, ini tantangan buat para crafter, bagaimana bisa menyulap limbah alias barang bekas menjadi emas. Yuk ah belajar terus dan terakhir..happy crafting!

nunggu acara pembukaan

saat coffee break

sok sibuk

kerjasama satu tim

mejeng dengan hasil karya tim

bazar kelas boga

bersama Mbak Ade, sang instruktur


inilah hasil karya teman sekelas

Boneka Mak Irits

Temen saya yang seorang bloger kondang, Mak Rahmi Aziza, akhirnya  menelurkan buku barunya. Hore! Sebagai teman tentu saya ikut senang. Tahu dong bagaimana sulitnya menembus penerbit, berdarah-darah pokoknya. Judul asli komiknya Miss Hagemaru, tapi oleh sang editor diganti jadi Mak Irits, biar kedengeran lebih Indonesia.

Seperti biasa, kalo buku baru terbit, teman-teman penulis biasanya ngadain GA yang berhadiah buku dan souvenir lainnya. Nha…dalam rangka promosi buku itulah, Mak Rahmi meminta saya buatin boneka miniatur Mak Irits. Wah, makasih ya Mak, dah percayain saya.

Setelah beberapa kali ngobrol, konsultasi sama suami dan adik ipar yang sekaligus sang ilustrator komik, sempat ganti model juga, akhirnya tercapai kesepakatan. Dan inilah penampilan boneka Mak Irits itu. Taraaaa…..

bentuk awal

bentuk akhir

boneka Mak Irits dalam tabung mika


Semoga yang dapat boneka itu senang dan mudah-mudahan komik Mak Irits jadi best seller. Jadi kan Mak Rahmi pesen boneka lagi ke saya, hehehe…

Mak Rahmi dan komiknya

Kamis, 02 Juni 2016

Galeri Foto Hellofest 9

Crafter mana sih yang nggak pengin ikutan pameran atau bazar di event gede tingkat nasional, apalagi internasional? Bukan sekedar uang yang ingin didapat, tapi sarana membranding karya kita. Mimpi boleh, tapi perbaiki dulu kualitas produk dan cari jaringan seluas-luasnya * self reminder.


Ini sebagian foto yang saya ambil saat datang di acara Hellofest 9, 11 September 2013. Tempatnya masih di seputar Gelora Bung Karno, Senayan. Dekat arena kolam renang kalo nggak salah. Setelah tinggal di daerah baru terasa, kapan ya liat langsung karya para crafter keren ini, hiks...Foto ini sekedar untuk bahan referensi buat teman crafter di daerah agar tau kayak apa sih karya crafter yang mejeng di Hellofest.

 
ikon Hellofest 9 karya Cemprut

bola lampu lampion

asesorisnya lucu-lucu

pouch dan dompet

pernak-pernik unik

HPO handmade

jepit lucu

bros perca lima ribuan

karya Mommy Kawaii alias Mbak Nurul

shabby-shabby

rajutan Mommy Kawaii

octopus-nya Cemprut

digantung kayak jemuran

si Japar alias Jajan Pasar

bando telinga

pouch & bag

kebeli juga papan tulis mini hijau, daripada ngiler

rambutnya paper quilling, Bok

mejeng di lapak Cemprut, sayang nggak ketemu Mbak Dita

Kreasi Flanel untuk Komunitas IIDB

Saat ada pertemuan dengan anggota IIDB ( Ibu-ibu Doyan Bisnis) Jakarta di Plaza Sarinah, saya iseng-iseng bikin sesuatu. Maksudnya sih buat dibagikan pada peserta yang hadir alias buat nambah-nambahin isi goody bag.  Yaa…itung-itung sebagai promosi lah. Maka jadilah gantungan hape imut berbentuk owl ini.


Alhamdulillah, ternyata saat ada acara IIDB di Bandung, Mbak Ari Kurnia, sang ketua panitia, meminta saya membuatkan souvenir dari flanel. Saya tawarin aja tempelan kulkas berbentuk sweet food. Tiga macam aja sih: es krim, cupcake sama puding. Di-acc tapi dengan syarat dikasih tulisan: Pika Pika for IIDB.

Daripada pusing-pusing bikin tulisan dari benang, saya pesen pita sablon aja. Dan inilah penampakannya:







Ganci Flanel Love untuk Fela

Kenalan baru saya, Fela, butuh souvenir murmer untuk acara pernikahannya. Karena waktunya kurang sebulan, dia pasrah aja mau dibuatin apa aja * hehehe...kok gitu sih. Sebenarnya Fela minta tolong ke sahabat saya, tapi karena dia sedang ada orderan lain, maka permintaan itu dilemparkan ke teman-teman lain.

Dari 500 pcs souvenir yang dipesan, saya dapet bagian 100 pcs. Yang 400 pcs dibagi 3 teman lainnya. Bentuk design souvenirnya bebas sih ( 300 bros perca dan 200 gantungan kunci). Hmm...setelah beberapa hari cari inspirasi, akhirnya...ting! * muncul gambar lampu. Saya putuskan untuk membuat gantungan kunci bentuk LOVE alias hati. So simply...

Saya membuatnya bertahap karena banyak kegiatan dan orderan lain yang harus saya kerjakan. Ini dia langkah-langkahnya:

1. Buat pola, lalu potong kain flanel dan kain katun sesuai pola.



2. Pasang kain katun di tengan kain flanel dengan tusuk jelujur.



3. Satukan kedua kain flanel dengan tusuk feston.



4. Jangan lupa isi dengan dakron.



5. Tambahkan hiasan berupa bunga dari renda melati.



6. Buat dalam beberapa warna.


7. Siap dikemas dalam plastik OPP, diikat pita kawat, dikasih ucapan terima kasih.



8. Dan....100 ganci Love siap dikirim ke sahabat saya yang jadi perantara saya dan Fela.



Menjelang deadline, alhamdulillah kerjaan saya (dan teman-teman) finish. Buat Fela, selamat menempuh hidup baru. Semoga jadi keluarga samara.



Boneka Lelaki Jawa

Dikasih orderan souvenir dalam waktu 2 hari itu ternyata bikin ngos-ngosan, Saudara. Serasa dikejar-kejar anjing yang sudah seminggu nggak dikasih makan * hiyaaa...lebay nya kumat. Jadi ceritanya begini, dalam rangka halal bihalal, Paguyuban UMKM Kendal mengundang beberapa kepala dinas terkait. Nah, si Mbak Ketua Paguyuban meminta saya membuat souvenir untuk mereka 6 biji aja.

Sempat bingung sesaat, bentuknya apa ya? Eh, tiba-tiba sahabat saya, Miss Atik ngasih ide, boneka lelaki dengan pakaian Jawa. Boleh juga ya * dia emang gudang idenya penuh nggak kayak saya. Oke deh, saya terima idenya. Lagipula kalo pas HUT Kota Kendal, biasanya para kepala dinas kan memakai baju daerah. Kalo bonekanya dipajang di ruang kerja kan pas, this is mini me, hihihi...

Berhubung waktu mepet, saya minta Miss Atik bantuin, saya 3 dia 3. Kebetulan di rumah sudah ada stok boneka polosan (tanpa baju, maksudnya). Jadi malam itu saya dan dia harus lembur. Apesnya, ternyata saya jam 9 malam sudah tepar dan saat bangun pagi langsung jumpalitan, huaaa....

Asal tahu aja, Saudara, membuat boneka itu butuh mood yang bagus. Kalo lagi bad mood, wajah boneka biasanya juga nggak enak dilihat. Oke, karena jam 10 pagi harus sudah jadi, saya langsung bergerak cepat, sret...sret...sret...Sampai hampir jam 11 saat Miss Atik nyamperin, belum jadi juga. Duh...gimana nih? Akhirnya, saya mandi dan meminta Miss Atik mengemasnya di tabung mika.

Alhamdulillah, jam 11 tepat, kami berdua sampai di TKP lengkap dengan wajah cemas si Mbak Ketua Paguyuban. Maaf, ya, Mbak, coba kalo Mbak pesen seminggu sebelumnya, nggak bakal kejadian deh yang kayak begini. Dengan gerak cepat panitia memasukkan boneka kami ke dalam goody bag. Dan kami berdua ikut ngantri makan siang, karena beberapa saat setelah kami datang, MC mempersilakan hadirin untuk makan. Nyam...nyam...nyam...

yang ini buatan saya

yang ini karya Miss Atik